700
700

Banjir Kerap Landa Mentok, Anggota DPRD Babel dan Babar Tinjau Kolam Retensi Kampung Ulu

  • Bagikan

BABELHITS.COM, MENTOK — Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Leviyan bersama Anggota DPRD Bangka Barat, Deddi Wijaya meninjau Kolam Retensi Kampung Ulu, Tanjung dan Keranggan, Mentok, Senin (3/2/2025).

Kunjungan kedua anggota dewan itu juga didampingi Kabid SDA dari Dinas PUPRPR Babel, Yuniar Irwansyah dan Ketua RW Kampung Ulu, Replianto dan Ketua RT Agus Tono.

kunjungan ini dilakukan guna meninjau langsung dinding aliran sungai di bagian hilir kolam yang longsor dan sampai sekarang belum diperbaiki.

“Jadi kami hari ini berkolaborasi sama Pak Deddi Wijaya melihat langsung kolam ini. Kita juga koordinasi sama Dinas PUPRPR Babel agar mereka juga melihat kondisinya karena khawatir akan terjadi longsor lanjutan di bagian dinding alur sungai,” ujar Leviyan.

Kata Anggota Komisi III dari Fraksi Golkar itu, peninjauan ini dilakukan untuk melihat kondisi kolam. Apakah mampu dalam mengatasi luapan air ketika hujan mengguyur dengan intensitas tinggi.

“Persoalan longsor dan banjir ini akan kami follow up ke pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai atau BWS Babel. Karena mereka (Dinas PUPRPR Babel) punya analisa bahwa harusnya ada empat kolam retensi di sekitar pusat Kota Mentok ini,” ungkapnya.

Mulai dari di Kaki Bukit Menumbing, Sungai Ciulong dan Kampung Ulu yang telah dibangun. Serta satu lagi pintu air di muara laut, lokasinya tak jauh dari Pasar Mentok. Pintu diperlukan untuk mencegah air laut meluap dan masuk ke sungai ketika terjadinya pasang air.

“Nah untuk di kolam Kampung Ulu saya sudah minta Dinas PUPRPR untuk menempatkan satu atau dua orang. Untuk menjaga dan memantau kolam ini serta merawatnya. Kolam ini, kalau kami nilai belum berfungsi maksimal juga sejauh ini,” beber Leviyan.

“Pertama kolam ini perlu perbaikan dan harus jangka panjang. Kedua harus ada tiga titik penahan air lainnya, karena di Kampung Ulu ini, kalkulasi luasnya saja cuma 1,6 hektare. Sedangkan banjir yang kerap terjadi melanda daerah ini seluas 65 hektare,” tambah Leviyan.

Dengan kondisi itu, kolam di Kampung Ulu tak mampu menampung debit air ketika banjir terjadi. Oleh karena, saat ini pihaknya sedang berupaya untuk mencari solusi dan jalan ke luar. Agar ke depan, baik banjir dan longsor tidak kembali terjadi di kawasan tersebut.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *